“Saya telah melalui fase yang dimulai sekitar 10 tahun
yang lalu ketika saya benar-benar putus asa untuk bisa mendapatkan suami. Saya
telah berbicara dengan kerabat yang kira-kira bersedia untuk membantu. Saya
telah meminta kepada teman-teman saya yang telah menikah untuk menanyakan
apakah suami mereka punya teman sarjana yang memenuhi syarat sehingga mereka
bisa bersanding denganku,” katanya sendu.
“Ketika saya memasuki usia 33 tahun,
saya telah benar-benar melakukan sesuatu yang saya merasa sangat malu. Saya
memasang profil diri saya di situs perjodohan Muslim! Itu merupakan yang
pertama dan yang terakhir. Saya merasa begitu sangat malu ketika saya
melakukannya, bukan karena orang tua saya tidak mengetahui – mereka bahkan
sangat mendorong saya untuk ‘melakukan apa pun sebelum terlambat’ -. Tapi
karena saya bertanya-tanya apa yang salah dengan diri saya? “
“Bagaimana saya bisa, seseorang dengan pendidikan yang
baik, karir mapan, dan penampilan fisik yang layak, serta berasal dari keluarga
terhormat dan beragama, berada dalam situasi yang putus asa begini?”
“Bagaimana mungkin orang tua saya mendorong saya untuk
‘melakukan apa saja yang saya bisa sebelum terlambat?”
“Saya menjadi sangat tertekan. Saya benar-benar kecewa
dengan ide pernikahan. Bagaimana bisa lembaga pernikahan menjadi tolak ukur
dari nilai seorang wanita? Bagaimana saya sampai membuat kesenangan pribadi
saya tergantung penuh pada kemampuan untuk melakukan pernikahan yang cocok?
Saya telah menghabiskan waktu yang terasa seperti seumur hidup untuk melakukan
perencanaan pernikahan dengan suami yang cocok dan membayangkan seperti apa
saya apabila menjadi seorang istri dan seorang ibu. Sebaliknya, saya melihat
tahun-tahun berlalu begitu saja menunggu sesuatu yang berada di luar kendali
saya.”
Saudariku! pikiran-pikiran negatif terkadang muncul
bersamaan dengan umur yang semakin bertambah, dan pangeran tampan dambaan hati
belum juga datang.
Apa gunanya saya jika saya tidak menikah di usia muda?
Oh! Apa yang akan terjadi pada saya jika saya melewati
usia 30 tahun dan belum menikah!
Bagaimana saya akan menikmati hidup saya jika saya
tidak segera menikah?
Oh tidak! Apa yang akan kerabat saya katakan! Dia
menyelesaikan studinya tapi dia masihbelum menikah?!
Mengapa Allah Subhanahu wa ta’ala menakdirkan hidup
saya begini?
Apakah saya tidak cantik?
Saya telah gagal!
Apakah saya harus melepas hijab saya?
Dan seterusnya …
Jika pikiran-pikiran seperti ini tidak pernah
terlintas dalam pikiran Anda, Masha Allah waSubhan Allah. Akan tetapi jika
pikiran-pikiran seperti itu sempat terselip di pikiran Anda,dan membujuk Anda
menuju ke arah yang negatif, maka dibawah ini beberapa kiat yang dapat Anda
gunakan untuk menangkalnya.
1. Mendedikasikan
masa-masa sendiri Anda kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
Hanya karena pernikahan belum datang kepada Anda itu
bukan berarti bahwa masa muda Anda – atau seluruh hidup Anda – terbuang. Jika
Anda menyesal kehilangan waktu dalam menunggu pasangan, baliklah keadaan itu
dengan mendedikasikan hari-hari sendiri Anda untuk ketaatan kepada Allah.
Dengan cara ini Anda tidak akan merasa sedih atau
menyesal kehilangan hari-hari indah tersebut. Bahkan, jika Allah Subhanahu wa
ta’ala bersama dengan Anda setiap hari, apa yang sia-sia? Bukankah Allah telah
berjanji akan memberikan naungan-Nya pada hari kiamat bagi para pemuda yang
mendedikasikan hidupnya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala?
2. Memulai sebuah
proyek mulia
Masa muda hanya datang sekali. Apakah Anda benar-benar
membiarkan masa itu lenyap hanya karena Anda menghabiskannya untuk meratapi
nasib, ataukah Anda lebih suka melakukan sesuatu yang produktif demi Allah
Subhanahu wa ta’ala? Sekali lagi, baliklah situasi di atas dan mulailah sebuah
proyek yang luar biasa. Biarkan proyek ini menjadi salah satu yang
menguntungkanmu di dunia dan di akhirat. Mungkin Anda bisa memulai dari sebuah
hobby Anda, dan kemudian mengembangkannya menjadi sesuatu yang luar biasa. Saya
yakin Anda dapat memikirkan lebih banyak ide!
3. Jangan pedulikan
apa yang orang lain katakan. Allah Subhanahu wa ta’ala Maha Pelindung dan Maha
Pemelihara.
Saya tahu bahwa tekanan keluarga cenderung membuat
hidup Anda tidak bahagia. Tidak mudah untuk hidup bersama dengan sanak keluarga
yang cenderung berfikir negatif tentang perempuan yang belum menikah di kala
usia yang terus merambah dan tidak bisa dicegah. Tapi tetaplah fokus pada apa
yang Anda miliki, bukan pada apa yang Anda tidak memiliki, dan bukan pada
pendapat orang lain tentang Anda. Saya tahu kata-kata mereka sampai ke Anda
dengan cara yang menyakitkan dan Anda tidak dapat berbuat apa-apa untuk tidak
terpengaruh oleh kata-kata tersebut. Akan tetapi membiarkan diri Anda marah dan
sedih adalah sesuatu yang sia-sia, menguras waktu dan energi. Jadikan kata-kata
mereka untuk membuat dirimu maju dan terus melanjutkan hidup.
Ingatlah bahwa perasaan sakit hati hanyalah kondisi
pikiran. Cobalah untuk tidak melibatkan diri dalam argumen yang terkait dengan
masalah yang sedang Anda alami. Hindarkan diri Anda dari perkumpulan
orang-orang yang berfikir negatif tentang perempuan yang terlambat menikah.
Menjadilah lebih bijaksana dan keluarlah dari situasi yang tidak nyaman dengan
sopan. Dan jika Anda merasa terbebani, berdoalah kepada Allah agar selalu
diberi kekuatan, ketabahan dan terhindar dari fitnah.
4. Sadarilah bahwa
Anda istimewa dan lahir ke dunia ini dengan suatu tujuan.
Kita semua istimewa, saudariku! Kita diciptakan dengan
suatu tujuan. Sejujurnya, tidak ada yang salah dengan wajah Anda, pikiran Anda,
hijab Anda, atau hidung Anda. Hidup kita,meskipun kadang-kadang penuh dengan
saat-saat yang tidak begitu menyenangkan, itu semua merupakan karunia dari
Allah Subhanahu wa ta’ala yang patut kita syukuri. Kita akan selalu diuji. Akan
ada air mata, tetapi juga akan ada tawa dan kasih. Anda memiliki hak untuk
menjalani hidup Anda yang Anda inginkan. Pernikahan bukanlah sesuatu yangbisa
dipaksa. Yakinlah terhadap rencana Allah, dan tetaplah tegar!
5. Manfaatkan masa
muda untuk belajar
Manfaatkan waktu dan masa luang yang Anda miliki untuk
terus belajar. Anda bisa mengikuti kursus bahasa, keterampilan, mengasah skill
yang Anda miliki sekarang, atau bahkan meraih gelar yang lebih tinggi. Ini
adalah kesempatan yang tidak akan mudah Anda peroleh jika Anda sudah menikah.
Jadikan Sayyidah Aisya RadhiyAllahu Anha sebagaipanutan Anda dan teruslah
berlajar dengan semangat tinggi untuk meraih cita-cita mulia.Ini adalah
kesempatan Anda untuk mendidik diri sendiri dengan cara yang terbaik sebagai
bekal menjadi seorang istri dan seorang ibu di masa depan, insya Allah.
6. Ketahuilah bahwa
status single bukanlah penyakit, aib ataupun hukuman
Rahmat Allah sangatlah besar terhadap hamba-Nya.
Manusia tidak akan bisa menghitung seberapa besar nikmat dan rahmat Allah yang
selalu tercurah kepada kita. Tetaplah tersenyum, hapuslah segala duka dan
janganlah menyalahkan takdir bahwa Allah tidak sayang kepada Anda. Menjadi
perempuan yang masih berstatus single bukanlah penyakit menular sehingga Anda
harus merasa minder. Menjadi single woman bukanlah aib sehingga Anda harus
menarik diri dari pergaulan. menjadi single woman bukanlah hukuman sehingga
Anda harus menghabiskan waktu Anda untuk bertanya, “apa salah saya, apa dosa
saya?”
Menjadi single woman merupakan kesempatan terbaik bagi
Anda untuk mewujudkankasih sayang-Nya yang tak terbatas di semua bidang
kehidupan. Kalau teman-teman Anda telah berbahagia dengan perkawinan mereka,
janganlah berkecil hati, kejarlah kebahagiaan Anda sendiri dengan melakukan
yang terbaik untuk hidup Anda.
Anda tidak seharusnya bersedih dan kehilangan harapan,
dan yakinlah bahwa Allah telah menyediakan yang terbaik untuk Anda. Jagalah
keyakinan itu sehingga bisa menuntun Anda agar tidak tergelincir ke jalan yang
salah. Bacalah istighfar sebanyak yang Anda bisa, dan teruslah bedo’a kepada
Allah Subhanahu wata’ala untuk selalu memberikan Anda ketenangan hati dan
kedamaian. perbanyaklah mengerjalan amal sholeh, untuk mendekatkan diri
kepada-Nya.
Dalam sujud panjangmu, berdo’alah dengan penuh harap, “Ya Allah, kapanpun Engkau menghendaki saya menikah, jadikanlah pernikahanku sebagai suatu penikahan yang membawa kebaikan dan kebahagiaan.”