- Hanya
sebatas sering jempolin status dan komentarnya.
Lama lama jempolin foto
fotonya.
Lalu bercanda ria di kolom
komentar.
Semakin hari semakin
akrab.
Dia gak online tiba tiba
merasa rindu.
Ahirnya nyelonong masuk ke
inbok.
Tanya pin BB tanya nomor
HP biar bisa Whatsapp an juga.
Ujung ujungnya salah satu
dari mereka berkata:
"Kenapa ya kita tidak
dipertemukan dari dulu padahal kamu adalah orang yang paling bisa ngertiin
aku"
Lalu ketemuan di dunia
nyata.
Bencana hati pun tak
terhindarkan.
Mulai sibuk merhatiin dia
daripada merhatiin pasangan sendiri, lebih sering hubungi dia daripada hubungi
pasangan sendiri.
Ketenangan hati mulai
terusik, konsentrasi untuk meraih sukses jadi buyar, niat untuk mewujudkan
keluarga sakinah dengan pasangan sudah menipis di gerogoti nafsu birahi.
Hatinya menghitam karna
sering berdusta, telinganya menjadi tuli tidak mendengar nasehat baik, matanya
jadi rabun terilusi dengan rasa penasaran, fikirannya menjadi tumpul tertindih
oleh harapan semu.
Pasangannya menangis,
orang tua dan mertua ikut bingung, anak anaknya jadi rewel, para tetangga mulai
menggosip.
Padahal dengan yang baru
belum tentu lebih bahagia.
Mereka hanya dipermainkan
dunia dan disibukkan dengan hal hal yang tak membawa ketenangan.
Hidup ini berharga dan
hanya 1 masa, janganlah kita gunakan untuk menumpuk dosa.
Sebelum kehancuran itu
terjadi, selamatkan hatimu, selamatkan keluargamu dan selamatkan dirimu dari
godaan yang akan menjerumuskanmu.
Semua cobaan itu pada
hakekatnya ilusi, fana dan perangkap..
Semoga bermanfaat,