Sebagai manusia biasa, akan ada beberapa tahap yang akan dilalui saat
masa berduka. Tahap-tahapan itu disebut penyangkalan (denial), marah
(anger), menawar (bargaining), depresi (depression), sebelum akhirnya
kita bisa menerima kebenaran (acceptance) bahwa kematian tidak bisa
kembali lagi ke kehidupan.
Namun bagaimana jika di tengah masa berduka, kamu seakan diberi
kesempatan bahwa orang yang kamu sayangi masih hidup di dunia ini?
Bagaimana jika kamu bisa mendengar suara nyata dari orang yang sebenarnya sudah dimakamkan, apa yang kamu lakukan?
Pengalaman ini terjadi pada pasangan menikah asal La Entrada, Honduras.
Seperti yang Tribun Style lansir dari elitereaders.com, suatu hari
seorang wanita bernama Neysi Perez ditemukan tak sadarkan diri setelah
terbangun tengah malam karena ingin menggunakan kamar kecil.
Beberapa orang percaya Neysi mengalami serangan kepanikan setelah mendengar suara tembakan senjata api.
Tapi ketika orang tua wanita ini melihat ada busa di mulut anaknya, mereka berpikir bahwa sang anak kemasukan roh jahat.
Mereka kemudian memanggil dukun untuk melakukan pengusiran setan.
Namun, keluarganya berkata bahwa Neysi tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan.
Mereka kemudian membawa Neysi ke rumah sakit.
Tiga jam kemudian, Neysi dinyatakan meninggal secara klinis.
Saat itu ia sedang h4mil tiga bulan.
24 jam kemudian, sang suami, Rudy Gonzalez, mengunjungi makam istrinya di Pemakaman Umum La Entrada.
Saat itulah, Rudy mendengar suara-suara.
Ada suara teriakan yang tertahan di dalam peti mati istrinya.
Penjaga makam, Jesus Villanueva, juga berkata mendengar suara dari kuburan Neysi.
Jesus Villanueva berkata, "Aku menyakinkan diriku sendiri bahwa suara-suara itu berasal dari tempat lain.
Aku tidak pernah menyangka ada orang hidup di dalam peti mati.
Suami wanita itu kemudian menemuiku, berharap untuk membongkar kuburannya.
Ia mulai histeris.
Keluarganya kemudian berkumpul dan mulai membongkar makam, meneriaki namanya."
Saudara Neysi, Carolina Perez, berkata, "Ketika Neysi dikeluarkan dari peti mati, aku meletakkan tanganku di tubuhnya.
Ia masih hangat. Aku merasakan detak jantung. Ada goresan di keningnya
dan luka di jari-jari. Nampaknya ia sangat menderita mencoba keluar dari
dalam sana."
Sang ibu, berkata bahwa ia percaya anaknya dikubur hidup-hidup. Ia juga
menyalahkan pihak rumah sakit karena telah salah menyatakan kematian
anaknya.
"Dokter bilang Neysi sudah meninggal, tapi aku tidak percaya.
Ia tidak tampak seperti orang yang telah meninggal," ungkap sang ibu.
Tubuh Neysi kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat di San Pedro Sula. Semua orang panik, mengklaim bahwa Neysi masih hidup.
Tapi pihak rumah sakit tetap melakukan prosedur sebagimana mestinya.
Menurut dokter, jantung Neysi mungkin berhenti seketika karena serangan
kepanikan. Ada kemungkinan juga ia mengalami katapleksi.
Namun sayang, ketika dr. Lopez memeriksa tubuh Neysi dan mencoba segala
cara, dokter berkata bahwa Neysi telah meninggal. Lebih tragisnya lagi,
Neysi mungkin meninggal karena kahabisan oksigen dan kelelahan setelah
terbangun sendirian di dalam peti mati yang tertutup rapat.