loading...

Suamiku Menyuruhku Untuk Memilih Ibu Atau Saya Keluar dari Rumah, Tetapi Jawaban Ibu Membuatku Menangis Terharu!!


 Ibu, yakni sesosok yang mempunyai nilai buatku. Beliau memeliharaku seorang diri sejak dari saya kecil. Th. ini, tempat tinggal kami yang kecil bakal diruntuhkan untuk dibangun kembali oleh pihak yang berwajib. Hukum di negara kami menyampaikan apabila yang mempunyai rumah bisa tetapkan untuk dapatkan ubah rugi berbentuk uang atau satu rumah yang ukurannya lebih kecil dari rumah lebih dahulu.


Ibu putuskan untuk mengambil uang ubah rugi lantaran beliau berkata jika rumah barunya begitu kecil, rumah itu tidak akan dapat dihuni sesudah saya menikah. Karenanya ibu mengambil uang ganti ruginya dan mengambil keputusan untuk keluarkan uang itu sebagai sedikit modal waktu saya dan suamiku kelak beli satu rumah.

Selanjutnya saya berkenalan dengan seorang pria yang cukup kaya. Di waktu awal kami berpacaran, orang-tua dari pacarku ini menganggapku rendah. Mereka senantiasa beranggapan rendah keluarga kami dan menyulitkan pernikahan saya dan suamiku hingga satu hari ibu berkata bila beliau dapat siapkan gaun pesta yang bernilai beberapa ratus juta.

Waktu itu saya merasa ibu cukup cerdas untuk mengambil uang ganti rugi saat rumah lama kami dibongkar. Tetapi suamiku kurang sepakat ibu hidup tinggal dengan kami. Saya lantas menjelaskan pada suamiku apabila ibu kelak dapat menolong keluarga kami membuat perlindungan anak, pelihara

Rumah, dan yang lain kali kami pergi bekerja. Suamiku juga pada akhirnya
menyepakatinya dengan berat hati. Namun saya tak pernah menduga jika suamiku setelah itu memperlakukan ibu seperti pembantu. Seringkali dia berlaku kurang ajar pada ibu. Lihat hal sejenis ini, saya berang besar. Berulang-kali saya menegur suamiku untuk berlaku sedikit lebih baik pada ibu, namun ia tidak mau mendengar. Setelah itu sikap suamiku padaku juga mulai berpindah. Langkah bicaranya jadi lebih kasar. Sekarang ini, saya telah mengandung semakin lebih 1 bln....

Saya tidak ingin anakku sejak dari kecil hidup di keluarga single parent, karena itu saya tetaplah bertahan bakal kekejaman suamiku. Namun suamiku tetaplah saja tak sadar jika saya telah bertahan demikian lama dan terus berlaku jahat pada ibu. Setelah itu saya berkata, " Biarlah ibu lakukan apa yang dia inginkan! Jika tak saya dan ibu akan keluar dari rumah ini!


Buat saya dan anakku, saya setelah itu menjelaskan keadaanku pada ibu. Saat itu ibu tak berkata apa pun, mengambil sebagian lembar pakaian sambil menangis dan meninggalkan rumah kami. Sesudah ibu pergi, saya merasa demikian sedih dan setelah itu disuatu hari, saya membuntuti ibu dari belakang dan rasakan jika sampai sekarang ini ibu bekerja sebagai pembantu dirumah orang lain. Rasakan fakta ini, saya terasa mungkin saja saja saja kehidupan ibu bakal sedikit lebih baik di banding jika ibu ada dirumah.

Pernikahanku ini setelah itu tak melindungi ibu dan cuma buat beliau memikul derita. Di umur putriku yang ke-2, Saya dapatkan suamiku membawa wanita lain masuk dalam rumah dan mengusirku keluar.

Hanya satu yang dapat kubawa hanya putriku, Saya membawa putriku jalan di atas jalan yang sepi tanpa ada tahu apa yang perlu kulakukan. Selanjutnya saya teringat ibu. Namun saya tak berani bertemu dengan beliau. Saya juga mencari satu hotel untuk berteduh. Sehari saat saya menggendong putriku keluar dari hotel itu, mendadak saya saksikan ibu tengah berdiskusi serius dengan seseorang.

Melihatku, ibu lari mendapatiku sambil menangis, Selanjutnya saya menemukanmu!

Saya kemukakan pertanyaan pada ibu, bagaimana beliau dapat tahu saya bercerai dengan bekas suamiku dan ibu menjawab, " Anda ini, Anda fikir setelah saya keluar dari rumahmu, saya tak perduli dengan kehidupanmu? Setiap sekian hari saya mengambil kesempatan untuk pergi ke dekat rumahmu untuk saksikan keadaanmu, bertanya-tanya pada tetangga akan kondisimu,

Sudah janganlah nangis lagi! Saya bakal membantumu melindungi cucuku ini. " Saya menangis tanpa ada dapat berkata- ; kata, mem3luk ibu dan putri kecilku. Kelak dalam keadaan apa pun, kami akan tidak pernah terpisahkan lagi.

Related Posts :