Khusus
untuk ayat kursi yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad shalallahu
‘alaihi wassalam, di kala itu ikut turun pula tujuh puluh ribu malaikat
sebagai pengawalnya. Ini mengindikasikan bahwa ayat kursi ini memiliki
kelebihan dibandingkan dengan ayat-ayat lainnya.
Ayat Kursi tersebut berada di dalam surat al-Baqarah ayat 255, yang artinya:
“Allah
tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya melainkan Dia, yang
hidup kekal dan berdiri sendiri. Tidak akan mengantuk dan tidak pula
tidur. Kepunyaan-Nya apa saja yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang
bisa memberikan syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa
saja yang berada di hadapan dan di belakang mereka. Dan mereka tidak
mengetahui apa saja yang berada di hadapan dan di belakang mereka. Dan
mereka tidak mengetahui dengan apa-apa dari ilmu-Nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya.
Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Agung.” (Qs. Al-Baqarah: 255)
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa
ayat Kursi adalah ayat yang paling agung di dalam Al-Qur’an. Oleh sebab
itu, barangsiapa yang membacanya tiap-tiap sesudah shalat fardhu, orang
tersebut akan dijamin masuk surga. Di antara kegunaan ayat yang mulia
ini adalah barangsiapa yang membacanya ketika menjelang tidur, maka
orang tersebut tidak bisa didekati / diganggu setan. Selain itu, bagi
yang membacakannya kepada orang yang pingsan sebanyak sebelas kali, maka
orang yang bersangkutan akan segera sadar dan akan ingat kembali
(dibaca tepat di kepalanya).
Setelah
malam sudah mulai larut, tiba-tiba ada seekor jin Ifrit yang
mendatanginya dengan menjelma sebagai orang yang berkulit hitam. Jin
Ifrit itu mulai mendekatinya, dengan sorot kedua matanya yang seperti
api. Lalu pedagang kurma itu membaca ayat Kursi sampai selesai, yaitu
sampai membaca wa laa yauduhuu hifzhuhumaa wahuwal ‘aliyul ‘azhiim,
dan ini dibacanya berulang-ulang. Ternyata setelahnya jin Ifrit
tersebut hilang tidak muncul-muncul lagi. Kemudian tidurlah pedagang
kurma itu dengan tenang dan selamat tanpa terganggu oleh sesuatu apapun.
Ketika
pagi hari, maka didapati di tempat itu ada bekas barang yang terbakar
dan bekas abu yang tertinggal. Lalu terdengar suara ghaib, “Engkau telah
membakar seorang Ifrit yang besar.” Dan saudagar itu bertanya, “Dengan
apakah ia terbakar?” “Dengan ayat yang engkau baca, yaitu firman Allah:Walaa ya uduhu hifzhuhuma wahuwal ‘aliyul ‘azhiim”, jawabnya.
Imam
Ghazali pernah menyebutkan, “Sesungguhnya ada seorang pedagang kurma
dari suku Bani Ka’ab membawa dagangannya ke kota Mashrah. Disana ia
menyewa sebuah rumah yang telah lama tidak ditempati. Menurut keterangan
dari pemilik rumah, bahwa rumah tersebut telah lama dihuni oleh Jin
Ifrit yang pekerjaannya mengganggu siapa saja yang menempati rumah
tersebut. Walaupun telah memperoleh penjelasan dari pemilik rumah, dia
tetap menyewanya juga, karena pada malam itu tidak mendapatkan kamar
sewa yang dipergunakan untuk tidur.