Yaa Rabbi.. Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta, berfikir sebelum bertindak, santun dalam berbicara, tenang ketika gundah, diam ketika emosi melanda, bersabar dalam setiap ujian. Jadikanlah kami orang yang selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq, sebijaksana Umar bin Khattab, sedermawan Utsman bin Affan, sepintar Ali bin Abi Thalib, sesederhana Bilal, setegar Khalid bin Walid radliallahu’anhum…Aamiin ya Rabbal’alamin.
“Wanita selalu mengembalikan yang lebih untuk pria. ”
Jika kamu memberinya rumah, maka ia akan memberimu kehangatan dalam rumahmu.
Jika kamu memberinya beras, ia akan mengembalikan nasi untukmu.
Jika kamu memberinya CINTA, ia akan memberimu pengabdian seumur hidupnya.
Tapi jika kau memberinya hinaan, ia akan memberimu do’a dalam airmata kepedihannya dan itu berarti siapkan dirimu untuk berjuta
KEMALANGAN!”
KEMALANGAN!”
Jika kemarin kamu berdoa & yakin bahwa dialah tulang rusukmu, maka
terimalah dia bukan sebagai wanita yang sempurna, melainkan sebagai
wanita yang terbaik dari ALLAH.
Bukanlah dia yang tidak pernah berbuat salah tapi dia yang selalu
berkata maaf untuk setiap kesalahannya dan ia yang punya sejuta maaf
untuk kesalahanmu.
Ia yang menerima masa lalu mu & yang siap merancangkan masa depannya bersamamu.
Ia yang selalu cemas & hilang akal ketika kamu tak memberinya kabar.
Jika dulu sifat manjanya membuatmu tertawa lucu, cemburunya berarti
sayang, airmatanya bisa menyayat hatimu, tapi jika sekarang semuanya itu
jadi alasan kamu melepaskannya, maka merenunglah sejenak!
“Mengapa wanita tercipta dari tulang rusuk pria..bukan dari tulang
kepala?? karena wanita bukan untuk memimpin pria, bukan dari tulang kaki
karena wanita bukan alas kaki pria & diinjak. Tapi ia tercipta dari
tulang rusuk pria karena dekat dengan hati, agar wanita menjadi
pendamping, penjaga hati, untuk dilindungi & disayangi. Karena
wanita akan terlelap dalam dekapan pria, karena wanita tahu dari sana
dia berasal.”