Sebagai
manusia yang paling dicintai, Allah senantiasa menjaga Rasul sepanjang
hidupnya. Hari-hari yang dialami Nabi Muhammad SAW penuh dengan
keanehan-keanehan yang sulit dicerna dengan logika.
Namun itu mudah saja untuk Sang Maha Pencipta. Ada begitu banyak kisah ajaib yang terjadi sepanjang hidup Rasulullah. Bahkan beberapa diantaranya jarang kita ketahui. Kisah apa sajakah yang dimaksud? Berikut informasi selengkapnya.
1. Kisah Batu yang Memberi Salam Kepada Rasulullah SAW
Kisah
menarik pertama yaitu berasal dari kisah batu yang memberi salam kepada
Rasulullah SAW. Kisah ini berawal ketika Rasulullah masih berada di
Mekkah sebelum diangkat menjadi nabi. Ada batu yang memberi salam kepada
Nabi. Tentu saja hal ini menjadi unik dan aneh, sebab batu adalah benda
yang tidak bisa berbicara.
Rasulullah
SAW mengetahui tentang batu tersebut, akan tetapi beliau dan para
sahabat tidak ada yang pernah berpikir untuk memungut atau membawa
pulang batu tersebut. Mereka tidak pernah berpikir untuk dijadikan
penangkal atau alat terapi jika beliau sakit.
Dari
sahabat Jabîr bin Samrah, ia berkata bahwa Rasulullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Sesungguhnya aku mengetahui sebuah
batu di Mekah memberi salam kepadaku sebelum aku diangkat menjadi nabi.
Sesungguhnya aku mengetahuinya sampai sekarang” [HR. Muslim]
2. Kisah Tangis Tiang Masjid Dari Batang Korma
Kisah
unik dan menarik lainnya ketika zaman Rasulullah adalah kisah tangis
tiang masjid yang berasal dari batang korma. “Dari Jâbir bin Abdillâh ia
berkata: “Jika Rasulullâh berkhutbah beliau bersandar kepada batang
kurma di salah satu tiang masjid. Tatkala mimbar telah dibuat dan beliau
duduk di atasnya, tiang tersebut menangis bagaikan rintihan seekor
onta, semua orang yang ada dalam masjid mendengarnya. Lalu Rasulullâh
turun dan mengusapnya, barulah ia diam”.
Dalam
hadist ini dijelaskan bahwa tiang itu merasa sedih karena Rasulullah
tidak lagi menjadikan dirinya sebagai sandaran. Mendengar tangisan tiang
tersebut, Rasulullah mengusapnya agar berhenti. Namun tidak untuk
mencari keberkahan darinya.
3. Kisah Batu Hajar Aswad
Kisah
yang kedua adalah batu hajar aswad. Sebagai kaum muslimin kita tentu
setuju apabila Hajar Aswad disebut sebagai batu yang paling mulia di
antara segala batu yang ada di muka bumi.
Namun
meskipun demikian, tidak ada satupun sahabat Rasulullah yang menganggap
batu itu sakti. Apalagi sampai meminta kesembuhan kepadanya. Oleh sebab
itu Amirul Mukminin Umar bin Khatâb Radhiyallahu anhu saat menciumnya
di hadapan para kaum Muslimin, beliau berkata:
“Sesungguhnya
aku mengetahui bahwa engkau adalah batu yang tidak memiliki mudharat
dan tidak pula memberikan manfaat. Jika seandainya aku tidak melihat
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, tentu aku tidak akan
menciummu”[HR Bukhari]
Pada
saat umat muslim melaksanakan ibadah umarah atau haji, banyak kita
lihat di antara mereka yang mencium batu hajar aswad. Adapun hukum dari
mencium batu ini hanyalah sekedar mengikuti sunnah Rasulullah SAW saja.
Bukan untuk maksud lainnya seperti menyembuhkan penyakit, memurahkan
rezeki, dugaan-dugaan khurafat lainnya.
4. Kisah Pohon yang Berjalan Kepada Nabi SAW
Kisah selanjutnya berasal dari pohon yang berjalan kepada Nabi SAW. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits berikut:
Dari
Ya’la bin Murrah ats-Tsaqafy, ia berkata: “Ketika kami bersama Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan, kami berhenti di
suatu tempat, lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur. Tiba-tiba
datang sebatang pohon berjalan membelah bumi sampai menaungi Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Kemudian ia kembali lagi ke tempatnya
semula. Tatkala Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun, aku
sebutkan hal tersebut kepada beliau. Beliau berkata: “Ia adalah pohon
yang meminta izin pada tuhannya untuk memberi salam padaku, lalu Allah
Azza wa Jalla mengizinkannya“.
Namun,
meskipun nabi dan para sahabat mengetahui bahwa ada pohon yang bisa
berjalan, tidak ada di antara mereka yang mengkeramatkan pohon tersebut
sebagaimana kebiasaan orang-orang terhadap pohon yang dianggap sakti.
5. Kisah Batu Khandak
Kisah
selanjutnya adalah kisah batu khandak. Berkata Amru bin ‘Auf:
Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggariskan kepada kami
khandak (parit yang dalam) pada waktu perang Ahzâb. Lalu ditemukan
sebuah batu besar putih yang bulat. Batu tersebut tidak bisa dihancurkan
bahkan membuat alat-alat kami patah. Maka kami menyebutkan kepada
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Lalu Rasulullâh n menggambil
linggis dari Salmân Al Fârisi dan beliau memukul batu tersebut dengan
sekali pukul. Maka, batu tersebut terbelah dan mengeluarkan cahaya yang
menyinari kota Madinah, bagaikan sinar lampu di malam hari yang gelap
gulita. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertakbir dan kaum
Muslimin pun ikut bertakbîr. Kemudian dipukul lagi untuk yang kedua
kali, maka batu tersebut terbelah dan mengeluarkan cahaya yang menyinari
kota Madinah. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertakbir
dan kaum Muslimin pun ikut bertakbîr. Maka Rasulullâh memukul lagi untuk
yang ketiga kali, maka batu tersebut terbelah hancur dan mengeluarkan
cahaya yang menyinari kota Madinah. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bertakbir dan kaum Muslimin pun ikut bertakbir”.
Sama
halnya dengan kisah sebelumnya, para sahabat dan Rasulullah SAW tidak
ada yang menganggap sakti batu tersebut. Bahkan mereka tidak pernah
beranggapan bahwa batu tersebut bisa dijadikan ajimat, penangkal ataupun
lain sebagainya.
6. Ka’bah Dan Maqam Ibrahim
Banyak
orang yang melaksanakan haji dan umrah beranggapan bahwa Ka’bah dan
Maqam Ibrahim memiliki kesaktian. Sehingga mereka mengusap-usap bangunan
Ka’bah dan Maqam Ibrahim tersebut dengan tangan dan kain mereka.
Padahal
tidak ada anjuran dalam agama yang menganjurkan hal tersebut. Syaikh
al-’Utsaimin rahimahullah berkata: “Amat disayangkan, sebagian orang
menjadikan segala ibadahnya hanya untuk bertabarruk (mencari berkah)
semata. Seperti apa yang terlihat bahwa sebagian manusia mengusap rukun
(tiang) yamani lalu mengusapkan ke muka atau dada. Artinya mereka
menjadikan mengusap rukun yamani sebagai tabarruk bukan untuk berta’abud
(beribadah). Ini adalah sebuah kebodohan”. Lalu beliau menukil ungkapan
Amîrul Mukminîn Umar bin Khatab yang kita sebutkan di atas.
7. Kisah Pohon yang Merunduk Ketika Rasulullah SAW Berhenti Dalam Perjalanan Beliau Ke Syam Bersama Paman Beliau
Para
ulama sirah (sejarah nabi) menyebutkan bahwa saat Rasulullah dan paman
beliau Abu Thalib dalam perjalanan ke negeri Syam. Ketika keduanya dalam
perjalanan, mereka senantiasa dinaungi oleh awan.
Tidak
hanya itu, ketika keduanya berhenti di sebuah tempat, di dekat rumah
seorang Rahib (pendeta), beliau Shallallahu ’alaihi wa sallam disuruh
paman beliau untuk menunggu barang dagangannya di pinggir jalan.
Tiba-tiba
saja Rahib tersebut melihat sebatang pohon merunduk ke arah Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menaunginya dari panas terik matahari.
Saat melihat hal tersebut, Rahib berkata dalam hatinya: ”Sesungguhnya
ini tidaklah terjadi kecuali pada seorang Nabi.”
Lalu
Rahib itu mengajak mampir ke rumahnya, dan menyuruh Abu Thâlib membawa
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam cepat-cepat pulang ke Mekah. Ia
berkata: ”Anak ini akan memiliki kemulian, jika orang-orang Yahudi
mengetahuinya maka mereka akan membunuhnya.” Rahib itu mengetahui hal
itu dari kitab Taurât dan Injîl yang dimilikinya
Meskipun
mengetahui hal ini, akan tetapi Rasulullah SAW maupun para sahabatnya
tidak ada yang menganggap pohon tersebut sakti ataupun keramat.
8. Pohon Hudaibiyah Pembawa Ketenangan
Kisah selanjutnya berasal dari sebuah pohon yang bernama pohon Hudaibiyah. Allah Azza wa Jallaberfirman dalam al-Qur’an:
“Sesungguhnya
Allah Azza wa Jallatelah ridha terhadap orang-orang Mukmin ketika
mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon. Maka Allah Azza wa Jalla
mengetahui apa yang ada dalam hati mereka, lalu menurunkan ketenangan
atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang
dekat (waktunya)”.[al-Fath/48:18]
Banyak
orang yang kemudian menjadikan pohon tersebut sebagai tempat keramat.
Bahkan banyak di antara mereka yang mendatangi tempat tersebut dan
melaksanakan shalat di sana. Mengetahui hal ini, Umar bin Khattab
menebang pohon tersebut untuk menentang perbuatan syirik itu semakin
meluas.
9. Kisah Onta yang Berbicara Kepada Rasulullah SAW
Kisah terakhir berasal dari seekor onta yang berbica kepada Rasulullah SAW. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits berikut:
Dari
Ya’la bin Murrah Ats Tsaqafy, ia berkata: ”Ketika kami bersama Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan. Kami melewati
seekor onta yang sedang diberi minum. Tatkala onta tersebut melihat Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia mengeluh dan meletakkan lehernya.
Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri dekatnya dan bertanya:
”Mana pemilik onta ini?” Lalu datanglah pemiliknya, dan Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata: ”Juallah ia padaku!” Lalu pemiliknya
menjawab: ”Kami hadiahkan padamu ya Rasulullâh. Ia adalah milik keluarga
yang tidak memiliki mata pencaharian selain onta ini.” Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:“Sesungguhnya ia telah mengadukan
tentang banyak bekerja dan kekurangan makanan, maka berbuat baiklah kamu
kepadanya”.
Meskipun
mengetahui bahwa ontanya dapat berbicara kepada Rasulullah, akan tetapi
pemiliknya tidak pernah mensaktikan onta tersebut. Ia tidak pernah
berpikir untuk menjadikan bagian dari tubuh onta ataupun kotorannya
untuk dijadikan penangkal ataupun pelaris.
Demikianlah
informasi mengenai 9 kisah menarik yang pernah ada pada zaman
Rasulullah SAW. Terlihat dari banyaknya kisah di atas, kita ketahui
bahwa Rasulullah dan para sahabatnya tidak ada yang menganggap sesuatu
itu memiliki kesaktian. Jadi ikutilah jejak Rasulullah dan para sahabat
tersebut dalam menyikapi sebuah keajaiban.
CAR,HOME,DESIGN,HEALTH,FOREX,LIFEINSURANCE,TAXES,INVESTING,BONDS,ONLINETRADING,SEO