loading...

HEBAT, Nasihat Rasulullah Membuat Mu'adz bin Jabal Menangis, Bagikan!!

Abdullah Badan Intelijen Negara Al-Mubarak meriwayatkan bersama isnadnya dari seseorang cowok, di mana cowok tersebut bicara terhadap Mu’adz Badan Intelijen Negara Jabal radhiyallahu ‘anhu : “Terangkanlah kepadaku satu buah hadits yg engkau dengar dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.”



[1] Cowok itu melanjutkan riwayatnya, “Maka Mu’adz menangis, maka saya menyangka bahwa dirinya tak ingin diam. Setelah Itu beliau berbicara kepadaku, “Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda kepadaku :

“Hai Mu’adz, sesungguhnya saya mengemukakan hadits terhadap engkau. Bila engkau hafal, niscaya berguna bagi engkau di segi Allah. & seandainya engkau sia-siakan & tak engkau hafal, niscaya terputuslah hujjahmu (alasanmu) di segi Allah terhadap hri kiamat.
Hai Mu’adz, sesungguhnya Allah tabaraka wa ta’ala membuat tujuh malaikat sebelum Dirinya membuat langit & bumi. Dulu setiap langit diutus seseorang malaikat yang merupakan penjaga pintunya, di mana dia sudah mengagungkannya dgn kebesarannya.

Dulu naiklah para malaikat penjaga amal manusia sejak mulai pagi sampai sore. Amal itu berlangsung diiringi cahaya seperti cahaya matahari. Maka seandainya para malaikat penjaga amal itu naik dgn mengambil amal tadi ke langit dunia, sehingga dipujinya & diperbanyaknya amal itu.

Dulu malaikat penjaga pintu langit itu bicara pada malaikat penjaga amal itu : ‘Pukulkan amal ini terhadap wajah pemiliknya. Akulah malaikat pengurus umpatan. Saya ditugaskan oleh Tuhanku, bahwa tak boleh membiarkan amal orang berupa umpatan melintasi saya terhadap malaikat yg yang lain.’

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menyambung haditsnya :
“Kemudian datang malaikat penjaga amal, bersama mengambil amal shaleh dari satu orang hamba Allah. Sehingga amal tersebut diboyong sekaligus dipuji, maka sampailah malaikat penjaga amal itu ke langit ke-2. Dulu malaikat penjaga langit berbicara terhadap penjaga amal : ‘Berhenti! Pukulkan amal ini terhadap wajah pemiliknya. Sesungguhnya dgn amalnya pemilik amal ini berkeinginan (bermaksud) cuma buat memperoleh kehidupan dunia. Saya ditugaskan oleh Tuhanku bahwa tak boleh membiarkan amal orang yg menyombongkan diri melintasi malaikat selainku. Pemilik amal ini menyombongkan diri dgn amalnya pada manusia & di lokasi mereka berada.”
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menambahkan sabdanya : 

“Para malaikat penjaga amal itu naik lagi dgn mengambil amal seseorang hamba, di mana amal itu gilang-gemilang dgn nuur (cahaya) dari sedekah, shalat, & puasa, di mana ini menciptakan takjub malaikat penjaga amal. Bersama amal tadi, mereka melintasi langit ke3. Selanjutnya malaikat di langit ke-3 berbicara terhadap malaikat penjaga amal, ‘Berhenti! Pukulkan amal itu terhadap wajah pemiliknya. Saya merupakan malaikat yg mengurus takabbur. Saya ditugaskan oleh Tuhanku biar tak membiarkan amal ini melewatiku. Pemilik amal ini gemar bersikap takabbur (angkuh) pada manusia di majelis-majelis mereka.”
Dulu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menambahkan haditsnya :

“Para malaikat penjaga amal naik lagi dgn mengambil amal seseorang hamba, di mana amal tersebut bercahaya, sama seperti berkilaunya bintang-bintang. Amal tersebut mengandung nada tasbih, shalat, haji, & umrah. Bersama amal itu mereka menuju ke langit yg keempat.

Dulu malaikat yg bertugas di langit tersebut bicara pada mereka, “Berhenti! & tamparkan amal ini ke wajah, punggung, & perut pemiliknya! Saya ialah malaikat yg bertugas mengurus ‘ujub. Allah menugaskan agar saya tak membiarkan amalnya melintasi(malaikat) lainnya. Sesungguhnya disaat manusia ini berbuat atau laksanakan satu buah amal, niscaya dimaksudkan utk ujub (berbangga diri) di dalamnya.”

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menambahkan haditsnya :
“Para malaikat penjaga amal itu naik lagi bersama mengambil amal seseorang hamba. & mereka pula melintasi langit kelima di mana amal itu seolah-olah pengantin perempuan yg diantar buat diserahkan pada suaminya. Dulu malaikat yg ditugaskan di langit itu berbicara, ‘Berhenti! Tamparkan amal ini terhadap wajah pemiliknya. & pikulkan amal ini di pundaknya. Saya malaikat yg bertugas mengurus dengki. Sesungguhnya pemilik amal ini dengki terhadap manusia. & tiap-tiap orang yg membawa keutamaan dari ibadah, ia dengki pada mereka. Ia pula mencaci-maki mereka. Saya disuruh oleh Allah utk tak membiarkan amalnya melintasi saya & mengalih pada (malaikat) yg lain.”

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam meneruskan sabdanya:
“Malaikat penjaga amal itu naik lagi dengan membawa amal seorang hamba, dimana amal itu bersinar seperti sinar bulan. Bersinarnya amal itu berasal dari pancaran amal shalat, zakat, haji, umrah, jihad, dan puasa. Lalu dengan membawa amal itu mereka melewati langit keenam. Malaikat yang ditugaskan di langit itu mengatakan: ‘Berhenti! Tamparkan amal ini ke wajah pemiliknya, sebab ia melakukan seluruh amal itu tanpa pernah mengasihi manusia dari hamba-hamba Allah yang tertimpa musibah atau penyakit. Bahkan ia membuat mereka lebih parah. Akulah malaikat rahmat yang ditugaskan oleh Allah untuk tidak membiarkan amalnya melewati aku kepada malaikat berikutnya.”
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam meneruskan sabdanya:

“Para malaikat penjaga amal itu naik lagi dengan membawa amal seorang hamba ke langit tingkat ketujuh. Sedangkan amal yang dibawanya adalah amal pusa, shalat, nafkah (belanja keluarga), zakat, kesungguhan beramal, dan wara’. Amalnya itu mempunyai suara layaknya bunyi petir serta memiliki cahaya seperti matahari. Dengan dikawal tiga ribu malaikat, sampailah mereka di langit tingkat tujuh. Maka malaikat yang ditugaskan di langit berkata kepada malaikat penjaga amal itu: ‘Berhenti! Tamparkan amal ini ke wajah pemiliknya, dan pukulkan amal yang ada ke seluruh anggota tubuhnya. Tutupkan hatinya dengan amal tersebut. Sesungguhnya aku akan meletakkan dinding (hijab) dari Tuhanku pada setiap amal yang tidak dimaksudkan untuk wajah Allah. Dengan amal yang ada, pemilik amal ini memiliki tujuan di luar Allah. Bahkan dengan amalnya ini ia berkeinginan mencapai ketinggian posisi ulama faqih, agar namanya agung di berbagai kota. Allah menugaskan kepadaku agar tidak membiarkan amalnya lolos dan melewati aku untuk disampaikan kepada (malaikat) yang lain. Dan setiap amal yang dilakukan secara tidak ikhlas kepada Allah adalah perbuatan riya. Sedangkan Allah tidak akan menerima amal orang riya.”
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam meneruskan sabdanya:
“Para malaikat penjaga amal itu naik lagi dengan membawa amal seorang hamba yang terdiri dari shalat, zakat, puasa, haji, umrah, kebaikan akhlaq, diam, dan berdzikir kepada Allah. Semua malaikat dari ketujuh langit ikut mengantarkan, hingga menembus hijab (dinding) demi hijab dan sampai di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Lalu mereka (para malaikat) berdiri di hadapan-Nya dan menjadi saksi bahwa amal shaleh yang dilakukan karena ikhlas kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Maka Allah berfirman, ‘Kalian adalah malaikat penjaga amal terhadap hamba-Ku. Sedang Aku adalah Ar-Raqiib (pengintip) terhadap apa yang ada di dalam hatinya. Sesungguhnya hamba-Ku tidak menghendaki Aku dengan amal ini, yakni dia menghendaki yang lain. Maka kepadanya adalah kutukan-Ku.’ Lalu para malaikat itu menjawab, ‘Kepadanya kutukan-Mu, dan juga kutukan kami.’ Lalu ketujuh langit dan malaikat yang berada di sana juga melaknat hamba yang mengerjakan amal tersebut.”
Mendengar semua itu menangislah Mu’adz tersedu-sedu. Lalu dia berkata, ‘Wahai Rasulullah, engkau Rasul Allah, sedang aku hanyalah Mu’adz. Bagaimana aku bisa selamat dari itu semua?’ Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ‘Ikutilah aku, walau amal yang kamu bawa kurang. Wahai Mu’adz, peliharalah lidahmu dari mencaci saudara-saudaramu yang menghafal Al-Qur’an. Bawalah dosa atas dirimu sendiri dan jangan bawa kepada mereka. Janganlah membersihkan dirimu dengan jalan mencela mereka. Jangan pula engkau mengangkat dirimu (membanggakan diri) atas mereka. Janganlah engkau memasukkan amal dunia dalam amal akhirat. Engkau jangan hanya beramal, jangan pula takabur (sombong) dalam majelis yang ada. Janganlah berbicara dengan orang sedangkan di sisimu ada orang lain (maksudnya jangan melupakan / tidak mempedulikan orang yang satunya). Janganlah membesarkan diri di atas manusia, maka kebaikan dunia akan terputus darimu. Dan janganlah engkau koyakkan daging manusia, maka akan mengoyak-ngoyak anjing akhirat kepadamu di dalam neraka.’

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, ‘Dan yang menarik dengan perlahan.’ (Qs. An-Nazi’at: 2)

Tahukah engkau siapakah yang menarik itu, hai Mu’adz?

Aku menjawab, ‘Siapakah dia, demi ayahku, engkau, dan ibuku wahai Rasulullah?’

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ‘Dia adalah anjing dalam neraka, yang menarik daging dan tulang.’

Aku lalu bertanya, ‘Demi ayahku, engkau, dan ibuku, wahai Rasulullah, siapa yang sanggup menahan perkara ini? Dan siapa pula yang bisa terlepas daripadanya?’

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ‘Wahai Mu’adz, sesungguhnya mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah dari hal itu. Cukuplah yang demikian itu dengan engkau senantiasa mencintai umat manusia, dengan yang menurut engkau baik. Jauhilah mereka dengan apa yang menurut engkau buruk. Maka ketika itu (kamu lakukan), selamatlah engkau wahai Mu’adz.’

Khalid bin Ma’dan berkata, “Setelah itu aku tidak melihat orang yang lebih banyak membaca Al-Qur’an daripada Mu’adz, karena dia takut dari apa yang disebutkan pada hadits tadi.”
 
 
 
 
 CAR,HOME DESIGN,FOREX,HOSTING,HEALTH,SEO