Bagaimana sedih dan galaunya seorang ibu mendapati anaknya bandel, nakal dan sering menjadi trouble makerorang-orang
di sekitarnya, bahkan terkesan merusak dan menyakiti orang lain dan
diri sendiri, ini salah siapa? Padahal jika dirunut, tiada seorang pun
yang lahir di dunia ini kecuali dalam keadaan fitrah, dan mau jadi
apapun anak kelak, Yahudi, Nasrani atau Majusi ternyata orangtua-lah
yang berperan, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Saw.
Peran orangtua memang sangat penting dalam membentuk karakter anak
selain memilihkan agama yang tentu benar untuknya. Lalu, bisakah ya
sahabat Ummi, anak yang hiperaktif, sangat bandel atau nakal dan selalu
bikin masalah menjadi anak sholeh, lembut hati, cerdas, sopan santun,
taat beragama, baik hati, penurut dan penyejuk hati orangtuanya?
Jawabannya, mengapa tidak? Saya mempunyai suatu pengalaman berharga yang
bisa saya bagi. Anak lelaki sulung saya, saat Pra sekolah luar biasa
bandelnya, sering membuat saya menangis. Setiap bermain, selalu saja
teman-temannya berteriak karena ulahnya dan terjadilah insiden. Ada yang
dicakar sampai berdarah-darah wajahnya hingga saya harus bolak balik
meminta maaf pada ibu anak yang dicakar itu, menggigit orang-orang yang
dijumpai, belum lagi menangis sambil teriak-teriak di tempat umum,
sampai-sampai mulutnya berdarah saat sujud karena tak sengaja beradu
kepala dengan saya, jari kecil adiknya tak sengaja dijepitkan dia di
pintu rumah membuat panic se-isi rumah, menaburkan pasir pada es krim
yang baru dimakan anak tetangga dan masih banyak lainnya, lalu bagaimana
kabar sulungku sekarang?
Alhamdulillah Ummi, sekarang ia ada dipesantren kelas 10 alias 1 SMA, ia
tumbuh menjadi remaja tampan, sopan santun, rendah hati, rajin mengaji
dan beribadah dengan lebih baik (karena di pesantren) suka empati pada
sesama, berupaya menolong siapa saja yang membutuhkan, ramah, tebar
senyum, berprestasi cerdas pikir dan hati dan sederet ciri anak sholeh
melekat padanya. Kebandelannya hilang saat ia mulai bersekolah TK.
Mengapa bisa demikian, ini ummi saya bagi Tips sederhananya mengubah
anak bandel menjadi anak sholeh:
1.Keteladanan Orangtua adalah teladan yang utama bagi anak. Jika anak diperintahkan
shalat, namun orangtuanya asyik ngobrol dan nonton sinetron, tentu tak
akan digubris oleh anak, begitu juga saat mengaji, belajar, juga
bersikap. Akan sangat lucu menginginkan anak ramah pada tetangga namun
kita judes pada mereka. Ingin anak suka berbagi tapi pada dasarnya kita
pelit, atau ingin mereka empati akan tetapi kita suka antipati.
2.Banyak diskusi dengan anak
Saya pernah ditegur ibu, “Anak masih kecil kok diajak berbicara seperti
itu, tentu ia tidak mengerti...” Nah itulah jurus terjitu saya. Anak
lelaki ini adalah cerdas, ia akan menerima apa saja perkataan orang lain
tanpa harus menoleh. Makanya jika anak diajak diskusi dengan banyak
perkataan tentu mau tak mau ia akan duduk dan mendengarkan. Jangan hanya
berdiskusi masalah sepele yang itu-itu saja, seiring bertambahnya usia,
coba dengan hal yang lebih berat, dan lihat reaksi cara
menyelesaikannya.
3.Menasehati dengan kisah-kisah inspiratif
Karena saya penulis kisah, apa yang saya dapat dari kisah-kisah Nabi,
orang-orang hebat, kisah orang shaleh selalu saya ceritakan padanya.
Bukan hanya sekedar nasehat biasa, dan ini terkadang lebih manjur dari
pada nasehat konvensional dengan bahasa perintah.
4.Ajak anak untuk belajar menyelesaikan masalah
Tentu persoalan yang tebang pilih yang cocok untuk seusianya. Saya
terkadang malah memperlihatkan tangis saya dihadapannya, agar tahu jika
memang saya sakit benar saat ia mungkin menggigit atau tak sengaja
melukai saya, atau sedang sedih karena sesuatu hal. Ternyata anak
langsung bereaksi terkadang menyentuh tangan atau pundak hanya ingin
menenangkan ibunya.
5.Doakan anak disetiap kesempatan yang kita punya
Apa yang lebih didambakan anak selain doa orangtuanya yang akan
menerangi langkah mereka dan mempermudah menjadikan anak sholeh yang
akhirnya sebagai investasi akherat kita?
CAR,FOREX,HOME DESAIN,HEALTH