Jiwa sosial Pembalap Rio
Haryanto terbilang tinggi. Terbukti pria kelahiran Surakarta, 22 Januari 1993
ini memiliki sebuah Pondok Pesantren (Ponpes) dan panti asuhan yang terletak di
Solo, Jawa Tengah.
"Sejak 2003, kakekku
punya lahan di Solo. Awalnya membangun masjid, kemudian ada ide untuk
mendirikan pondok pesantren dan panti asuhan," tutur Rio saat menjadi
bintang tamu di salah satu stasiun televisi swasta, Jumat 12 Febuari 2016.
Dalam pondok pesantren itu,
Rio mengatakan banyak kegiatan yang dapat bermanfaat untuk anak-anak yang
tinggal di sana.
"Di sana ada fasilitas
yang bisa dimanfaatkan anak-anak mulai dari Taman Kanak-Kanak dan Sekolah
Dasar. Kami berusaha membantu agar potensi mereka bisa terasah. Ada kegiatan
qasidah juga untuk remajanya, latihan setiap hari," ungkap Rio.
Putra pasangan Indah
Pennywati dan Sinyo Haryanto ini berharap generasi muda berani untuk
bercita-cita.
"Keinginan itu bisa
menjadi dasar untuk berusaha agar bisa terwujud. Kuncinya disiplin, pantang
menyerah dan selalu ingat sang Pencipta dan keluarga," harapnya.
Ayat Kursi di Kokpit Mobil
Jangan terkejut, ada satu
lagi yang membuat diri Rio terus bersemangat berlomba menghadapi banyak
persaingan sengit dari pembalap andalan lainnya.
Rahasianya adalah di setiap
sirkuit, Rio selalu memulai balapan dengan berdoa. Dan yang paling menarik, ia
selalu membawa catatan Ayat Kursi yang disisipkan di dalam kokpit
tunggangannya.
"Ini membuat diri saya
lebih merasa tenang saat tampil di sirkuit," ungkapnya singkat ketika
diwawancarai pada sesi balapan GP3 di Hongaria baru-baru ini.
Demi karir yang penuh maut
itu, Rio menjadikan Ayat Kursi bukan sekadar pelindung diri dari bencana,
bahkan sebagai sumber untuk memberikan kekuatan spiritual yang amat jarang
dilakukan hampir semua pembalap profesional dunia.
Tanpa disadari itulah hikmah
ayat 255 surah Al-Baqarah sering diabaikan umat Islam.
CAR,HOME DESIGN,FOREX,SEO