Tidak ada manusia yang terlahir sempurna. Manusia dilahirkan dengan
segala kelebihan dan kekurangan yang melekat pada dirinya. Dari
kekurangan-kekurangan tersebut, muncullah berbagai macam hinaan, caci
maki, ejekan, bahkan hujatan antar sesama manusia. Tidak hanya manusia
saja, seorang mulia seperti Nabi Muhammad SAW pun tak luput dari hinaan
dan hujatan. Dalam menghadapi dinamika hidup seperti itu, manusia patut
meneladani cara Nabi Muhammad SAW menghadapi hinaan dan hujatan.
![]() |
Sumber: Kumpulanmisteri.com |
Dalam hidup bermasyarakat, perlu disadari bahwa tidak semua orang
berpikir baik tentang satu sama lain. Sekarang ini banyak sekali
dijumpai permusuhan dimana-mana dikarenakan seseorang terlalu sibuk
mengamati hidup orang lain daripada hidupnya sendiri. Dari situ
timbullah perasaan iri, kemudian berkembang menjadi rasa tidak suka lalu
akhirnya berakhir dengan saling menghina dan menghujat demi merendahkan
pihak lain supaya tidak lebih tinggi darinya. Oleh Nabi Muhammad SAW
telah diajarkan kepada umat Islam supaya jangan menanggapi hinaan dan
hujatan secara berlebihan. Sebagai seorang muslim yang baik, seseorang
harus tahu bagaimana cara menghadapi hinaan dan cacian yang dilontarkan
kepadanya agar tidak merugikan dirinya di akhirat kelak. Berikut adalah
cara Nabi Muhammad SAW menghadapi hinaan dan hujatan yang bisa dijadikan
teladan hidup:
1. Menerima dan memaafkan
Terimalah hinaan itu jika memang kita bersalah. Lebih-lebih jika cacian
dan hinaan orang lain membuat seseorang menyadari kesalahannya. Selain
itu, cara menghadapi hinaan dan cacian adalah dengan memaafkan. Mampu
berbesar hati dalam menerima hinaan adalah perbuatan mulia. Karena
barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya akan berlipat
ganda.
Arial,Helvetica,sans-serif;">
2. Hindari Permusuhan
Seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, janganlah membalas kejahatan
dengan kejahatan. Tidak perlu membalas hinaan dan cacian orang lain.
Alangkah baiknya kalau kita tidak menanggapi hinaan tersebut atau
balaslah dengan kata-kata yang lebih pantas dan lebih baik supaya lidah
yang telah dianugerahkan oleh Yang Maha kuasa tidak ternodai oleh
kata-kata yang tidak bijak. Karena cara membalas ejekan orang lain
dengan membalas ejekannya hanya akan membuat seseorang semakin tercela
dihadapanNya.
3. Berbelas kasihlah
Apa pentingnya memiliki belas kasih kepada orang yang menghujat kita?
Sangat penting. Orang yang dengan sengaja menghina dan menghujat
sesamanya perlu dikasihani karena ia sudah menciptakan petaka dan neraka
bagi dirinya sendiri karena Allah tidak meridhoi perbuatan tercela
seperti itu.
Memiliki hati yang lapang untuk menerima segala macam hinaan dan cacian
merupakan anugerah yang luar biasa yang Allah berikan untuk umatNya.
Sayidina Ali mengatakan, dalam permasalahan hidup kesabaran diumpamakan
sebagai kepala dari tubuh manusia. Jika kepala manusia itu menghilang,
maka seluruh tubuh akan menjadi busuk. Yang ingin disampaikan adalah,
jika kesabaran seseorang itu hilang, maka semakin runyamlah
permasalahannya dan semakin rusaklah tali persaudaraannya dengan sesama.
Kata-kata sabar menghadapi hinaan memang terdengar mudah dan
sederhana.Tapi nyatanya, justru hal yang paling sederhana itulah yang
paling sulit dilakukan.
Sabar akan terasa sulit ketika seseorang tidak memiliki rasa ikhlas.
Maka ikhlaskanlah segala yang terjadi dalam hidup kita. Meneladani cara
Nabi Muhammad SAW menghadapi hinaan dan cacian merupakan pedoman hidup
yang mampu membantu manusia untuk memperkaya kesabaran hati. Semoga
dengan meneladani Nabi Muhammad SAW manusia semakin dimuliakan akhlaknya
sebagai bekal di akhirat.
Sumber: Kumpulanmisteri.com
CAR,FOREX,HOME DESIGN,SEO,HOSTING