Hidup ini memang tak selalu indah seperti mimipi dan serupa tayangan
yang kita lihat di sinetron televisi. Tak ada yang sempurna saat
menjalani kehidupan di dunia. Hidup seperti kapal yang berlayar, dimana
rintangan dan halangan silih berganti laksana badai. Tapi hidup juga
mengajarkan untuk tetap bertahan, dan terus berjuang. Seolah berkata
bahwa mengeluh dan menyesali kejadian yang sudah terjadi adalah hal yang
tidak berguna. Cerita tentang gadis yang menghabiskan hidupnya di dalam
ember.
Sebagian orang, dan mungkin termasuk anda, merasa kalau hidupnya adalah
yang paling tidak beruntung di dunia. Seolah kesialan dan kesulitan
datang silih berganti. Bila Anda terus mengeluh seperti itu, maka
belajarlah dari gadis yang menghabiskan hidupnya di dalam ember ini
Namanya Rahama Harun. Ia adalah seorang gadis Muslim asal Nigeria yang
mengalami kodisi kurang beruntung dan hidup dalam kondisi separuh tubuh.
Tubuhnya cacat saat lahir, kondisi buruk dan kurang gizi saat dalam
kandungan menyebabkan pertumbuhan tubuhnya tidak semurna.
Kondisi yang kurang beruntung membuatnya tidak bisa melakukan aktivitas
seperti layaknya orang normal. Ia hidup dalam sebuah ember kecil warna
hijau, tanpa bisa melakukan banyak hal dalam hidupnya. Ia hanya bisa
tersenyum dan menyapa orang-orang yang menatapnya.
Hampir seluruh waktunya dihabiskan didalam ember tersebut. Bahkan membuang air seni dan kotoran pun dilakukanya disitu. Beruntunglah Ia memiliki adik lelaki yang setia merawat dan membersihkan tubuhnya.
Perlakuan tidak adil dan dipandang sebelah mata sudah menjadi makanan
sehari hari Rahama. Kondisi lingkungan tempat tinggalnya yang didominasi
pekerja kelas bawah, pemungut sampah dan judi tidak bersahabat
dengannya. Ia sering dihina dan diangga terkena sihir dan kutukan.
Kadang Ia juga ditertawakan seperti badut di sirkus. Intimidasi tidak
membuatnya menjadi lemah, ia bangkit dan tegar bahkan ia tidak terlihat
seperti orang lemah. Seiring bertambahnya usia, Rahama mulai menyadari
bahwa drinya berbeda dengan orang kebanyakan. Namun ia selalu tetap
tersenyum.
Ia tidak terlahir dari orang mampu, kondisi perekonomian keluarganya
yang sulit membuatnya meminta sedekah dari para pejalan kaki. Fahad,
sang adik yang berusia 15 tahun lah yang selalu mengangkat ember hijau
yang jadi rumah bagi Rahama ke pinggiran wilayah Kano untuk
meminta-minta sedekah. Dengan setia, Fahad membopong ember plastik dan
berjalan sejauh 25 kilometer lebih dari tempat tinggalnya untuk mencapai
pusat keramaian ke tempatnya meminta sedekah.
Melihat fotonya yang seperti ini saja sudah membuat hati ini menangis.
Rahama yang berada dalam kondisi yang sangat tidak menguntunkan ini
tetap tegar dan tersenyum. Di mata keluarganya Ia adalah gadis yang
sangat luar biasa, hampir tidak pernnah mengeluh. Bandingkan dengan kita
yang mempunyai anggota tubuh yang masih lengkap, masih saja mengeluh
dan seolah-olah kita ini adalah makhluk yang paling tersakiti dan
menderita. Syukuri keadaanmu saat ini. Masih banyak yang lebih menderita
dan kesusahan.
Sekarang, masihkah Anda menganggap kalau hidup anda lebih sulit setelah membaca kisah gadis yang hidup dalam sebuah ember ini.
CAR,HOME DESIGN,FOREX