Suami
gaji 4 juta, istri gaji 3 juta, total penghasilan keluarga 7 Juta. Kalau istri
berhenti kerja, penghasilan keluarga tetap 7 juta. Kok bisa????? Iyaaa!!!
Karena Rezeki istri melalui suami. Dengan beragam cara bila Allah sudah
berkehendak.

Jadi
bagi para istri yang masih keukeuh untuk bekerja dengan alasan nanti
penghasilan keluarga berkurang. Apakah para istri lupa bahwa ada Allah yang
menjamin rizki buat suami yang akan diberikan ke keluarga kecilmu?
Allah
sudah memberitahukan kita semua lewat Al-Quran, yang berbunyi: “Allah telah
menjamin rezeki untuk setiap makhluk-Nya. Tiada suatu binatang melatapun yang
tidak mendapat jaminan rezeki dari-Nya.” (QS. Huud: ayat 6)
“Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: ayat
2-3)
Tugas
utama seorang istri adalah “Ummu Warobatul Bait ” ibu dan pengatur Rumah
Tangga. Jika tugas utama ini terabaikan dengan aktifitas mubahnya dalam bekerja
maka hukum bekerja menjadi tidak diperbolehlan (Allah membencinya). Karena jika
hilang fungsi istri dan seorang ibu maka kehancuran generasi sudah menjadi
suatu kepastian, karena mereka adalah madrasatul ula (pendidikan pertama dan
utama) bagi anak-anaknya.
BAGAIMANA
ATURAN ISLAM AGAR ISTRI BOLEH BEKERJA?
Jika
istri mesti keluar dari rumah untuk bekerja, maka hal-hal berikut yang mesti
diperhatikan:
1.
Mendapatkan izin dari suami
Karena
banyak sebagian besar suami tidak menginginkan istrinya bekerja di luar rumah
(suami yang menginginkan istri di rumah menjaga hartanya di rumah dan menjaga
anaknya). Adapun keluar rumah tanpa izin suami termasuk yang diharamkan dan ia
telah berbuat zalim, bahkan Allah melarang wanita yang dicerai suaminya dengan
talak raj’i (talak yang masih bisa rujuk) agar tidak keluar rumahnya, bagaimana
jika seorang istri yang dicerai saja belum tapi berani keluar rumah. Berikut
firman Allah SWT: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka
hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya
(yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah
Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka
(diizinkan) ke luar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang
terang. Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum
Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.”
(QS. Ath Thalaq: ayat 1)
2.
Mengurus urusan rumah tangga
Ketika
istri ingin bekerja keluar dari rumah, apakah sudah istri bekerja untuk suami
dan anak-anaknya sebelum melayani urusan pekerjaan di luar? Jadi sebaiknya
ketika kerja di luar rumah harus ingat dengan kebutuhan suami sebelum ia
bekerja, kebutuhan anak-anak, dll (yang sepatutnya dikerjakan oleh istri).
Mungkin jika ada yang membantu di rumah bisa lebih enteng pekerjaannya, namun
jika tidak ada orang yang membantu bagaimana? Apa tidak buat keharmonisan rumah
tangga jadi rusak, setiap hari suamimu, sarapan masak sendiri, nyuci sendiri,
pulang kerja tidak ada makanan, anak-anak tidak belajar, dll.
3.
Berpakaian secara syar’i
Syarat
pakaian syar’i yaitu menutup seluruh tubuh selain bagian yang dikecualikan
(wajah dan telapak tangan), tebal dan tidak transparan, longgar dan tidak
ketat, tidak berwarna mencolok (yang menggoda), dan tidak memakai wewangian.
Rasulullah SAW bersabda: “Siapa saja perempuan yang memakai minyak wangi,
kemudian ia keluar, lalu ia melewati satu kaum (orang banyak) supaya mereka
mendapati (mencium) baunya, maka dia itu adalah perempuan zina / tuna susila.”
[Hasan riwayat Ahmad, Nasa’i, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim, Ibnu
Khuzaimah dan Thahawi dari jalan Abu Musa] Dan
Rasulullah SAW bersabda lagi: “Siapa saja perempuan yang memakai minyak wangi
kemudian keluar ke masjid niscaya tidak diterima sholatnya sehingga ia mandi
terlebih dahulu (membersihkan dirinya dari wangi-wangian tersebut).” [Shahih
riwayat Ibnu Majah dari jalan Abu Hurairah]
Begitu
indahnya Islam menjaga wanita, hal sepele wangi-wangian saja sudah diatur,
jelas itu sangat bermanfaat untuk kaum wanita agar menghindari suatu fitnah
ataupun godaan lelaki.
4. Aman
dari fitnah
Yang
dimaksud aman dari fitnah adalah wanita tersebut sejak menginjakkan kaki keluar
rumah sampai kembali lagi ke rumah, mereka terjaga agamanya, kehormatannya,
serta kesucian dirinya.Untuk menjaga hal-hal tersebut, Islam memerintahkan
wanita yang keluar rumah untuk menghindari khalwat (berduaan dengan laki-laki
yang bukan mahram, tanpa ditemani mahramnya),
ikhtilath
(campur baur antara laki-laki dan wanita tanpa dipisahkan oleh tabir), menjaga
sikap dan tutur kata (tidak melembutkan suara, menundukkan pandangan, serta
berjalan dengan sewajarnya, tidak berlenggak-lenggok). Adanya mahram ketika
melakukan safar Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu‘alaihi wa
sallam, “Seorang wanita tidak boleh melakukan safar kecuali bersama mahramnya.”
[HR. Bukhari dalan Shahihnya (no. 1862), Kitab “Jazaa-ush Shaid”, Bab “Hajjun
Nisaa’”; Muslim (no. 1341), Kitab “al-Hajj”, Bab “Safarul Mar-ah ma’a Mahramin
ilal hajji wa Ghairihi”, dari Ibnu ‘Abbas]
5.
Pekerjaannya menolong banyak orang
Jika
bekerja keluar rumah untuk menolong orang, contoh pekerjaannya adalah seorang
ibu bidan/dokter kandungan yang harus menolong ibu lain untuk segera
melahirkan, dsb. (Bayangkan jika tidak ada dokter kandungan wanita, karena
banyak suami yang hanya mengizinkan istrinya diperiksa kandungannya oleh kaum
wanita).
Namun
istri harus tetap memperhatikan poin-poin nomor 1 s/d 4 dengan seksama.
Di atas
adalah beberapa poin-poin yang harus diperhatikan jika ingin bekerja ke luar
dari rumah.
Lalu
ada pertanyaan. Bagaimana jika istri bekerja sebagai resepsionis, teller bank,
dll yang kebanyakan harus diposisikan sebagai kaum wanita.
Jawab:
Harus memperhatikan point-point nomor 1 s/d 4. Islam itu sangat memuliakan kaum
wanita, Islam datang untuk menempatkan kedudukan wanita pada posisi yang layak,
memberikan hak-haknya dengan sempurna tanpa dikurangi sedikitpun. Islam
memuliakan kedudukan kaum wanita, baik sebagai ibu, sebagai anak atau saudara
perempuan, juga sebagai istri.
Lalu
ada pertanyaan lagi. Bagaimana kalau istri tidak bekerja, nanti suami akan
pelit kasih uang dan menginjak-nginjak harga diri istri?
Jawab:
Kalau pertanyaan seperti itu tidak usahlah menikah, itu akan membuat dosa dan
kezhaliman (itu adalah pikiran kotor dan sangat picik, tidak percaya terhadap
suami sendiri), silahkan baca lagi hukum-hukum menikah dan sesudah menikah,
suami itu adalah pemimpin. Pasti suami memimpin keluarganya demi kebaikan dan
menjauhkan hal-hal yang buruk kepada istri dan anak-anaknya. Maka dari itu jika
takut suami seperti itu berdoalah kepada Allah agar suami tidak seperti itu,
dan bagi yang belum menikah pilihlah calon suami yang betul-betul baik.
Bagaimana cara mendapatkan suami yang baik. Allah SWT sudah berfirman, jika mau
mendapatkan suami yang baik maka kitanya harus baik terlebih dahulu. Tidak bisa
itu kitanya tidak baik maunya dapat yang baik!
Allah
SWT berfirman di dalam Al-Quran: “Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki
yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak
baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk
wanita yang baik.” (QS. An Nur: ayat 26)
Nah kok
Allah sudah berfirman seperti itu di Al-Quran sedangkan di kehidupan nyata
banyak pula pasangan yang suaminya baik istrinya tidak baik, ataupun istrinya
baik tapi suaminya tidak baik.
Jawab:
Itulah dunia dan ketetapan Allah, dunia ini adalah tempatnya ujian, jika
mendapatkan pasangan yang tidak baik itu adalah ujian dari Allah agar kita bisa
menjadi lebih bertakwa dan dekat kepada Allah. Maka tetapkan diri untuk
berlandaskan ajaran Allah, Insya Allah suami pelan-pelan yang tadinya tidak
baik akan menjadi orang yang baik, hidayah Allah itu bisa turun kepada siapa
saja baik sebelum menikah ataupun sesudah menikah untuk orang-orang yang
bersungguh-sungguh memintanya, Allah sangat mencintai orang-orang yang
bertaubat. Siapa yang lulus dari ujian Allah di dunia ini, maka SurgaNyalah
tempat ia kelak nanti.
Diceritakan
dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa baginda bersabda yg bermaksud:
“Barang siapa yg sabar atas budi pekerti isterinya yg buruk, maka Allah
memberinya pahala sama dgn pahala yg diberikan kpd Nabi Ayub a.s karena sabar
atas cobaan-Nya.” ( Cobaan ke alas Nabi Ayub ada 4 hal: Habis harta bendanya.,
Meninggal dunia semua anaknya, Hancur badannya, Dijauhi oleh manusia kecuali
isterinya benama Rahmah )
“Dan
seorang isteri yg sabar atas budi pekerti suaminya yg buruk akan diberi oleh
Allah pahala sama dgn pahala Asiah isteri Firaun”.
Lalu
ada lagi pertanyaan. Bagaimana status pendidikan istri yang sampai sekolah
tinggi, percuma saja dong sekolah tinggi-tinggi sampai bangku kuliah D3, S1,
S2?
Jawab:
Menuntut ilmu setinggi-tingginya di Islam itu dianjurkan, tidak ada yang
sia-sia dengan pendidikan sampai bangku D3, S1, S2 bahkan S3. Dengan pendidikan
yang tinggi itu bisa terpakai ilmunya untuk kehidupannya kelak. Istri bisa
dapat ilmu-ilmu lain yang pasti terpakai untuk menjadi landasan kehidupan
sehari-hari bersama suami dan anak-anaknya. Contohnya: berbahasa yang baik,
cara berkerabat yang baik, mengajarkan anak-anaknya ilmu-ilmu formal, dll.
Lalu
ada lagi pertanyaan. Bagaimana jika yang menyuruh bekerja adalah si suami?
Dengan alasan agar bisa membantu ekonomi keluarga karena anak-anak butuh biaya
sekolah, makan, dll.
Jawab:
Jika suami yang menyuruh istri bekerja keluar dari rumah, maka point1 sudah
tidak perlu diperhatikan lagi, tinggal perhatikan poin 2, 3 dan 4.
Ingatlah
wahai sahabat Kabar Muslimah kita hidup di dunia ini sangat-sangat sementara.
Semua akan dipertanyakan dan dipertanggung jawabkan kelak ketika kita di alam
sana. Bagaimana pula nanti ada pertanyaan dari malaikat (Kenapa kau dulu keluar
makan siang dengan laki-laki kerabat kantormu tanpa sepengetahuan suamimu?
Kenapa kau dahulu bekerja dengan pakaian seksi sehingga para lelaki selalu
memperhatikanmu, dan kamu membiarkan hal demikian terjadi? Kenapa dahulu kala
tutur katamu lebih baik kepada atasanmu dibandingkan suamimu? dan
pertanyaan-pertanyaan lainnya yang mesti dipertanggung jawabkan).
Sekarang
ini, banyak sekali peluang pekerjaan bagi wanita, namun tidak sedikit pula
peluang-peluang bisnis yang dapat dikerjakan di rumah. Untuk itu, mari
sama-sama kembali meluruskan niat ketika harus meninggalkan keluarga dan
bekerja di luar rumah untuk benar-benar membantu suami dan keluarga. Melakukan
pekerjaan dengan baik dan menjauhi segala jenis larangan-larangan Allah SWT
yang ada di luar sana agar dapat bertemu kembali bersama keluarga tercinta di
SurgaNya kelak.
Amiiiin
Allahumma Amiiiin…….
Semoga
bermanfaat.
CAR,HOME DESIGN,FOREX