Pada
intinya, suatu pernikahan semestinya dilandasi atas rasa saling cinta.
Walau demikian, masih tetap seringkali berlangsung pernikahan yang
dilakukan untuk meningkatkan strata sosial orangtua. Seperti cerita di
bawah ini.
Chan, seseorang gadis berumur 20 th., dipaksa menikah dengan orang yg
tidak ia kenal. Ayahnya memaksa Chan lakukan hal itu selain untuk
menambah strata sosialnya, juga untuk membayar utang yang ia mempunyai.
Ayahnya bahkan juga tak memberitahu dengan siapa Chan akan menikah.
Air mata Chan mengalir tanpa henti. Ayahnya bahkan juga menyuruhnya
berhenti bekerja supaya tak membuat suaminya malu. Menjelang hari H,
Chan semakin sering termenung. Ia mencari akal bagaimana caranya
melepaskan diri dari pernikahan dengan cara paksa tersebut .
Apa akal? Chan pada akhirnya mengambil gaun yang akan ia gunakan pada
hari pernikahannya. Ia menyayat lengannya serta memerciki gaun pengantin
yang indah dengan darahnya sendiri.
Waktu hari pernikahan tiba, alangkah terkejutnya kebanyakan orang waktu
lihat pengantin wanita menggunakan gaun yang dipenuhi darah di
mana-mana. Chan berupaya tetap tegar. Saat tiba di depan altar, Chan
mendadak bertemura.
" Saya mengutuk gaunku, pernikahanku, serta siapa saja yang memaksaku
menikah dengan orang yang bukan saya cintai. Tidak perduli dia orang
tuaku sendiri. "
Keributan berlangsung ditempat pernikahan. Kebanyakan orang disana,
masih tetap yakin dengan kutukan. Calon pengantin pria yang ketakutan,
mengambil keputusan membatalkan pernikahan mereka.
Chan memang terlepas dari pernikahan paksa. Namun ia juga harus angkat
kaki dari tempat tinggalnya. Orangtua Chan marah besar serta mengusir si
gadis dari rumahnya sendiri.
" Bagiku, lebih baik menggembel di jalanan daripada tinggal dengan orang yg tidak saya kenal. "
Pernikahan dengan cara paksa dan perjodohan masih tetap jadi gosip di
sebagian negara. Seringkali, sang pengantin yaitu korban dari kearoganan
orangtua yang mau menambah derajat mereka di mata masyarakat.
CAR,HOME DESIGN,FOREX
Kamis, 21 Januari 2016
Relasi Islam