loading...

KETAHUILAH...!!! Tidaklah Allah Menurunkan Penyakit Kecuali Dia Juga Menurunkan Penawarnya...



DALAM beberapa hadis menyebutkan bahwa anugerah terbaik yang diberikan Allah kepada hamba-Nya adalah nikmat kesehatan, selain nikmat keyakinan. Tapi nikmat kesehatan itu tidak dibuat sebagai sesuatu yang permanen. Sebab, jika orang sehat sepanjang masa, nikmat itu tidak akan pernah ada.

Bagaimana bisa menikmati kesehatan jika tak pernah merasakan sakit? Maka Allah pun menciptakan penyakit. Tapi, seiring dengan diciptakan-Nya penyakit, Dia juga menciptakan obatnya. Dan tidak satu jenis penyakit pun yang tidak ada obatnya, kecuali penyakit tua. Tak sekadar menyediakan obat, tapi Allah telah mengatur melalui ayat-ayat-Nya di dalam Al-Qur’an tentang semua urusan. Termasuk ayat-ayat yang berhubungan dengan doa kesembuhan yang disebut dengan Ayatusy Syifa (ayat-ayat kesembuhan).

Sejumlah hadis sahih menguatkan tentang keseimbangan jumlah antara penyakit dan obatnya. Begitu pula tentang perintah pengobatan dan doa. Mari kita simak sebuah hadis berikut ini: “Setiap penyakit ada obatnya. Bila penyakit dikenai obat, niscaya akan sembuh atas izin Allah Azza wa Jalla.” (HR. Imam Ahmad, Bukhari dan Ibnu Majah).

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Al-Darda ra, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda: “Allah telah menurunkan penyakit dan penawarnya, dan dan Dia telah menentukan setiap penawar untuk setiap penyakit. Jadi rawatlah dirimu sendiri dengan menggunakan obat-obatan sekuatmu, tetapi jangan menggunakan sesuatu yang jelas-jelas dilarang.” (HR. Abu Dawud).

Begitu pentingnya soal upaya penyembuhan penyakit dalam Islam, sehingga Rasulullah Saw pun amat menganjurkan umatnya agar senantiasa merawat tubuh untuk menjaga kesehatan. Jika sakit, berobatlah sekuatmu, yang artinya menurut kadar kemampuan masing-masing. Islam juga amat menganjurkan umatnya untuk membantu meringankan beban penderitaan orang mengidap sesuatu penyakit.

Salah satu bentuk penekanan anjuran ini adalah agar menjenguk orang sakit dan sekaligus memanjatkan doa. Seperti inilah terapi penyembuhan yang diajarkan dalam Islam, yang diyakini masih dan akan tetap populer saat ini dan masa mendatang.

Menjenguk dan mendoakan kesembuhan orang sakit salah satu yang diperintahkan dalam Islam, baik orang yang sakit itu seorang muslim atau nonmuslim. Menjenguk dan mendoakan kesembuhan orang sakit adalah satu dari tujuh hak dan kewajiban seorang muslim. Enam lainnya adalah: mengantar jenazah, menghadiri undangan, menolong orang yang teraniaya, menepati sumpah dan menjawab salam. Dalam sebuah hadis mengisyaratkan, mendoakan kesembuhan orang sakit akan diaminkan para malaikat.

“Apabila kamu menjenguk orang sakit, maka berdoalah dengan baik, karena para malaikat akan mengaminkan semua perkataanmu (doamu).” (HR. Muslim dari Ummu Salamah).
Hadis lain menyebutkan: “Jika seseorang menjenguk orang sakit di malam hari, maka bersama dia adalah tujuhpuluh ribu malaikat, mereka semua memohonkan ampun kepadanya sampai menjelang Subuh, dan baginya kelak akan disediakan sebuah kebun di surga.” (HR. Abu Dawud).

Selain itu, dianjurkan kepada orang yang sakit agar bersabar, jangan menggerutu, tidak boleh panik atau putus asa. Sakit adalah merupakan bagian dari ujian atau cobaan dari-Nya. Makanya, secara hakiki, penyakit yang diturunkan Allah kepada umat-Nya bukanlah sesuat yang merugikan. Tetapi ada hikmah dan manfaat di balik penyakit itu. Menyangkut masalah ini, Abu Hurairah meriwayatkan sebuah hadis:

 “Jika Allah menginginkan suatu kebaikan pada diri seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan terhadap mereka terlebih dahulu.” (HR. Bukhari).

Menyangkut soal kesembuhan ini, Rasulullah selalu menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an, yang antara lain dikenal dengan ayat Mu’awwidzatan (atau minta perlindungan). Ayat-ayat tersebut adalah Surat Al-Falaq (Qul’auudzu bi rabbil falaaq-dst) dan Surat An-Naas (Qul-auudzu bi rabbin naas-dst).

Dalam sebuah penjelasan, bahwa kedua ayat tersebut bukan hanya doa untuk penyembuhan penyakit fisik, tetapi juga doa minta perlindungan dari maksud jahat manusia, dan melawan kekuatan makhluk halus yang sewaktu-waktu bisa mengganggu manusia, seperti jin dan setan.

Selain itu, Rasulullah juga mengajarkan banyak doa kesembuhan yang diriwayatkan dalam berbagai hadis, yang antara lain:

“Ya Allah, Tuhan sekalian manusia, hilangkanlah penyakit ini karena hanya Engkaulah Maha Penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkannya kecuali ijin Engkau.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Namun, doa saja tentu tidak cukup. Tetapi harus ada upaya pengobatan, misalnya pengobatan tradisional ataupun secara pengobatan medis.
Berkaitan dengan hal ini, Aisyah rahimahullah ta’ala meriwayatkan: “Ketika Rasulullah menderita sakit, dia membaca surat Mu’awwidzatan dalam hatinya dan meniupkannya ke bagian-bagian yang sakit. Ketika penyakitnya semakin parah, aku membacakan ayat-ayat tersebut kepadanya dan memukulkan secara perlahan pada bagian yang sakit tersebut melalui tangannya sendiri dengan harapan mendapat hidayat-Nya.” (HR. Abu Dawud).

Dalam hadis lain Aisyah yang mengutip perkataan ayahnya: “Suatu ketika aku pernah sakit di Mekah. Kemudian Rasulullah datang menjengukku. Dia meletakkan tangannya di dahiku, mengurut dada dan perutku dan kemudian dia berkata; ‘ya Allah, sembuhkanlah Sa’d dan sempurnakanlah hijrahnya.’” (HR. Abu Dawud).

‘Uthman bin Abi Al-As ra meriwayatkan tentang metoda penyembuhan yang dilakukan Rasulullah, sbb; “Aku pernah mengalami sakit yang hampir membunuhku. Kemudian Rasulullah berkata:

‘Pijatlah dengan tangan kananmu tujuh kali, dan katakanlah: Aku minta perlindungan atas kekuasaan dan kehendak Allah dari segala kejahatan yang kutemui.’ Kemudian aku melakukannya, dan Allah menghilangkan sakit yang kualami. Kemudian aku menganjurkan cara ini kepada keluargaku dan orang-orang lainnya.” (HR. Abu Dawud).

Dari Muhammad Ibnu Yusuf yang mengutip perkataan bapaknya yang bersumber dari kakeknya, menggambarkan tentang metoda pengobatan Rasulullah atas diri Thabit ibn Qais. Dia berkata: “Ya Allah, Tuhan sekalian manusia, hilangkanlah kejahatan dari Thabit ibn Qais ibn Shammas.” Kemudian dia mengambil tanah “bathan” (bukit) dan meletakkannya di mangkok. Kemudian mencampurnya dengan air, mengaduknya dan menyebarkan bahan ini ke bagian-bagian yang sakit.” (HR. Abu Dawud).

Banyak, dan cukup banyak sebenarnya terapi pengobatan menurut Islam, baik melalui bacaan atau amalan ayat-ayat suci Al-Qur’an maupun hadis. Salah satu contoh di antaranya Ayatusy Syifa’ (ayat-ayat kesembuhan). Yang dimaksud dengan ayat-ayat penyembuhan (syifa’) adalah ayat yang berhubungan dengan penyakit dan penyembuhan yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Ayat tersebut sebanyak enam ayat yang terdapat dalam surat yang berbeda, sbb;

“Perangilah mereka niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah : 14)

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57).

“Dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan aku.” (QS. Al-Syu’ara : 80).
“Katakanlah, Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Fushshilat : 44).
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang jadi penawar dan rahmat bagi orang-orang beriman.” (QS. Al-Isra’ : 82).
“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (QS. Al-Nhal : 69).

Dia-lah (Allah Swt ) yang menurunkan dan menyembuhkan penyakit bagi hamba-Nya. Tidak semua pasien yang sembuh dari penyakit yang dideritanya, betapapun kualitas obat yang diberikan, dan betapapun ahlinya dokter yang merawatnya. Ini sebagai bahan renungan kepada setiap hamba, bahwa ada Maha Kekuatan yang abstrak yang Maha Mengatur dan Maha Menetapkan segala urusan. Itulah qadha dan qadar.

“(Yaitu Tuhan); Yang telah menciptakan aku, maka Dia-lah yang menunjuki aku. Dan Tuhanku; Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. ‘Dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan aku’. Dan yang akan mematikan aku, dan akan menghidupkan aku (kembali).” (QS. Asy-Syu’araa : 78-91).

CAR,HOME,DESIGN,HEALTH,FOREX,LIFEINSURANCE,TAXES,INVESTING,BONDS,ONLINETRADING,SEO